image : google


Ini akan menjadi suatu yang rumit untuk dijelaskan. Tak peduli betapa keras berteman dengan upaya, agar tak terjadi apa yang ingin dijelaskan.
Antara berpikir, bernalar dan mengingat bahkan mungkin sampai tujuan menyatu.
Bisakah hal lain akan menjadi keinginan atau hanya sebatas lalu yang kemudian batasan ruangnya dalam hitungan jari menjadi terbatas oleh batas-batas ruang lama terganti batas yang baru.
Hal tersulit saat menemui bahwa aku tidak dalam kendaliku.
Tak ada penekanan tetapi selalu berontak gerak, tak dijumpai pengekangan namun mencari celah untuk lepas.
Di depan berdiri sesosok pertanyaan yang memandangi layaknya menyimpan sekantong keingintahuan seperti itu juga tatapanku pada keraguan.
"Tak ada yang diragukan", kalimat itu selalu terbawa dalam saku pikiran. Tahukah jika saku itu sesekali menolak apa yang akan diisikan. Hingga dari benang menjadi tambang berubah seperti rantai lalu berkarat lebur dan hilang. Namun secara tak sadar bila disisi lain diselimuti ketakutan luar biasa akan kekakuan pada kesadaran.
Ini terus menjadi rumit saat,
"Aku menatap diriku didepanku"
lalu berbisik,
"Bolehkah aku tinggal didalamku sampai aku tak mampu lagi mengenali siapa aku ?"
hingga tiba pada ujung titik,
"Siapakah diriku yang kuajak bicara ?"
Semua itu terjadi dan akan terus terulang, dan selalu menyangkal bahwa suatu aku yang akan terus mencoba keluar dariku.